Rabu, 16 Maret 2011

Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Provinsi Maluku Utara


Maluku Utara termasuk ke dalam jalur gempa bumi tektonik dangkal sampai sedang dengan kedalaman sumber gempa bumi antara 10 – 200 km, dimana Lempeng Laut Malukumenukik ke bawah Lempeng Halmahera, sehingga tidak jarang terjadi gempa bumi tektonik kuat di daerah ini. Suatu hal yang perlu dipahami dalam hal menanggulangi bahaya gempa bumi tektonik adalah bahwa sebenarnya suatu gempa bumi yang kuat dan terasa manusia, tidak terjadi sekali saja seperti suatu gempa tunggal, tetapi terjadi beberapa kali bahkan beberapa puluh sampai ratusan kali. Di antara sekian banyak terjadi gempa bumi, hanya satu kali terjadi gempa terkuat, yaitu yang terasa oleh manusia pertama kalinya, yang disebut gempa bumi utama.


Oleh karena gempa bumi utama merupakan gempa bumi yang terkuat dan seringkali mendatangkan bencana yang sukar diramalkan, maka cara penyelamatan terhadap ancamannya pun sukar dilaksanakan, karena seolah-olah bahaya itu datang tanpa disadari manusia. Adakalanya orang mengungsi atau menghindar ke tempat yang dianggap aman, seperti rumah atau tanah lapang, tindakan tersebut memang pilihan terbaik, tetapi apabila ternyata rumah yang dihuni jelas sudah hampir roboh karena gempa bumi utama atau rumah tersebut terletak di bawah tebing yang sudah retak tanahnya, maka hal ini juga dapat medatangkan malapetaka.
Gambar 1. Peta Daerah Rawan Bencana Gempa Bumi di Maluku Utara
         
Apabila pusat gempa bumi utama terdapat di dasar laut, maka ada kemungkinan akan menyusul gelombang pasang atau tsunami. Tsunami dapat menerjang sampai jauh ke daratan bila keadaan pesisir datar. Kecepatan rambatan tsunami tergantung pada dalamnya laut yang dilalui, yaitu makin dalam makin cepat. Kecepatan rambatan gelombang pada laut yang dalamnya 2000 m, akan ditempuh dalam waktu 140 m per detik atau 504 km per jam. Ini berarti bila pusat gempa bumi (yang menyebabkan tsunami) terletak 100 km di sebelah barat Halmahera, maka dalam waktu 12 menit setelah gempa bumi utama terjadi, gelombang laut sudah sampai di pantai barat Halmahera, Ternate, Tidore dan Makian, serta di pantai barat pulau-pulau lainnya di wilayah Maluku Utara. Tinggi gelombang dapat mencapai 10 m atau lebih. Daerah pesisir timur pulau-pulau di wilayah Maluku Utara kemungkinan tidak terlanda tsunami, karena pusat-pusat gempa bumi (Lampiran I) berada di sebelah barat, baratdaya atau baratlaut. Peta Kawasan Rawan Tsunami Maluku Utara (Lampiran II) dibuat berdasarkan sumber gempa bumi kuat di Laut Maluku, di sebelah barat dan baratlaut P. Halmahera (Gambar 1).

Gempa bumi yang terjadi di Laut Maluku pada 21 Januari 2007, sangat dangkal yaitu 10 km dengan kekuatan 7,3 Sekala Richter (Gambar 2), tidak menimbulkan tsunami ke wilayah Maluku Utara maupun ke wilayah Sulawesi Utara. Pada umumnya tsunami terjadi apabila gempa bumi tersebut menimbulkan perubahan topografi di dasar laut, seperti dasar laut terpatahkan, maka akan menimbulkan tsunami, tetapi itu sulit diketahui. Manusia hanya bisa memperhatikan perubahan gelombang laut. Apabila setelah terjadi gempa bumi, air laut surut, maka bagi penduduk yang berada di pantai harus segera lari ke tempat yang lebih tinggi, atau kalau terpaksa dapat memanjat pohon yang besar, kuat dan tinggi (misalnya pohon kelapa) itupun cukup aman.

          Peta Zona Gempa Bumi telah dibuat secara regional oleh Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, dan wilayah Maluku Utara termasuk kedalam zona sekala MMI VI-VII dan Sekala MMI >VII (Gambar 2), diapit oleh  Sesar Obi dan Sesar Morotai serta zona penunjaman dari Lempeng Pasific.


Gambar 2. Pusat Gempa Bumi di Laut Maluku (bintang) yang terjadi
pada 21 Januari 2007, kedalaman 10 km, kekuatan 7,3 Sekala Richter.
   

Gambar 3. Karakteristik pantai di pesisir barat P. Ternate,
cukup terjal dan aman bagi tsunami.


Gambar 4. Karakteristik pantai di Jailolo, cukup rawan bagi tsunami.


Gambar 5. Karakteristik pantai di Labuha, pantai barat P. Bacan,
cukup rawan bagi tsunami, tetapi Pemerintah Daerah
sudah mempersiapkan tanggul sepanjang Teluk Labuha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar